Tulisan ini
lahir dari sebuah inspirasi cerita langsung Andrea Hirata yang saya tonton
ulang pada tangggal 01 april 2013 setelah menyaksikan ulang hasil wawancara
kick andy dengan penulis kelahiran pulau bangka belitung ini sepertinya saya
terbangun dari keterlelapan dan bangkit dari kegelisahan bahwa saya harus
menulis.
Setelah sekitar kurang lebih 40
menit menyaksikan begitu haru, begitu menarik dan begitu mengasyikkan ketika
menjalani hidup dengan cara yang sangat sederhana lalu kemudian kita sadar
bahwa hidup dan cinta sebenarnya harus dan perlu untuk kita perjuangkan demi
masa depan cerah gemilang, satu hal yang memotivasi saya untuk selalu melatih
keterampilan menulis adalah dimana ketika Gde Prama bercerita singkat tentang
perjalanan terjal hidupya-pada suatu hari beliau membaca sebuah koran bahwa
manusia hidupnya tidak di selamatkan oleh pendidikan, melainkan di selamatkan
oleh keterampilan- hingga kemudian beliau mempunyai rasa keinginan untuk
mengasah keterampilan menulis dan ingin membuktikan bahwa apa yang ia baca dan iapun
menjadi penulis spektakuler dan sampai hari ini karya karyanya bisa di nikmati
oleh seluruh generasi penerus bangsa lebih-lebih anak bangsa di tanah air ini.
Pertemuan
yang menghadirkan orang-orang penting itu di adakan oleh Kick Andy dalam
liputan Metro TV di antara yang hadir adalah penulis buku novel laskar pelangi yaitu Andrea Hirata sendiri, ada Gde Prama,
ada Ibu Muslimah sebagai guru yang hidupnya sengaja di abdikan pada dunia
pendidikan sehingga melahirkan seorang se kaliber Andrea Hirata, ada pula yang
hadir saat itu DRG Era Bekti Pertiwi yang termotivasi oleh cerita menarik dalam
bagian terakhir karya yang lahir dari tangan dingin mas Andrea Hirata, hadir
pula pada kesempatan itu Joseph Landri penulis buku mimpi anak jadi naga yang
bercerita bahwa semua orang tua pasti menginginkan anak-anaknya itu sukses,
paling tidak anaknya mempunyai posisi yang strategis dan menduduki jabatan
strategis dan paling tidak ia hidup nyaman dan tenteram. Pertemuan itu adalah
hasil percakapan Kick Andy dengan penikmat tetralogi laskar pelanginya Andrea
Hirata sekaligus penulis-penulis lainnya.
Ada sesuatu hal yang perlu kita
jadikan cermin dari perjalanan hidup mas Andrea
Hirata sebagai anak desa yang tidak sempat menempuh pendidikan sekolah
milik pemerintah, karena untuk masuk di lembaga itu setidaknya orang tuanya
mempunyai karier dan jabatan di dunia pemerintahan dan kebetulan orang tua Mas
Andrea Hirata adalah kuli di sebuah perusahaan tambang timah saat itu.
Sikap, rasa berani pantang mundur
dan percaya diri yang tertanam kuat
dalam dirinya mengantarkannya kepada sebuah dunia baru untuk kemudian meniti
karier sebagai penulis yang muncul ke permukaan dan ingin teriak pada dunia;
inilah seorang Andrea Hirata, yang lahir dari sebuah desa terpencil dan lembaga
yang dulunya tempat ia belajar terpaksa di tutup dan di ganti dengan sekolah
milik pemerintah lantaran siswanya tinggal sepuluh. Sungguh perjuangan yang
luar biasa.
Ketika pergulatan sejarah peradaban
manusia pertama kali di teriakkan bahwa manusia adalah makhluk yang selalu
menginginkan hidupnnya sempurna dan mampu memberdayakan masyarakat buta huruf
menjadi masyarakat pembelajar. Maka, pada saat itu pulalah, kini dan besok kita
di tuntut untuk berani teriak kepalkan tangan, perangi ketidak adilan dan
robohkan benteng ketidak beresan.
Seorang Andrea Hirata yang sukses
dengan tetralogi laskar pelanginya layak dan patut untuk kita jadikan cermin
berkaca kepada realitas hidup bahwa dunia butuh sumbangsih kita agar peradaban
tetap cerah dan cemerlang.
Terakhir adalah karena kita manusia pelaku
sejarah. Maka, kita harus selalu memberikan yang terbaik terhadap sejarah itu
sendiri.
* Zubairi
adalah orang yang selalu bermimpi untuk mengikuti jejak langkah seorang Andrea
Hirata dan menginginkan hidup bahagia dengan ike lukmaningsih Tercinta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar