Madura sebagai pulau garam yang di dalamnya terdapat
banyak budaya yang sampai saat ini masih menuai banyak pertanyaan para budayawan,
akademisi dan para politisi. Berdasarkan survei yang di lakukan oleh Unesco pada
tahun 2006. Menurutnya, di dunia terdapat 6500 bahasa yang setiap tahunnya
kurang lebih 100 bahasa mengalami kematian dan kepunahan(Akhmad Zaini dalam
bahasa madura, di ambang kematian). Melihat dan meneliti budaya madura yang
serba eksotis dan memang banyak para tamu manca negara yang tertarik dengan
kebudayaan khas madura. Hal ini menjadi keniscayaan tersendiri bagi masyarakat
madura sendiri yang peduli dengan budayanya.
Ada
banyak hal yang ingin penulis sampaikan dalam tulisan ini berkaitan dengan
kebudayaan kita yang hari ini ke depan di prediksi akan mengalami kematian dan
kepunahan. Hal itu sebenarnya bisa di sebabkan oleh lima faktor penting. pertama; karena adanya perkawinan antar
bangsa dan antar suku yang menghasilkan keturunan dengan menggunakan bahasa
pengantar bukan bahasa ibu. Kedua; karena
hilangnya kebanggan terhadap bahasanya sendiri dan merasa gengsi dengan semua
apa yang di alih pengantari oleh bahasa madura itu sendiri.ketiga; tidak dilakukannya pembukuan dan pembakuan bahasa madura,
sehingga di mungkinkan nyaris hilang sebagai identitas kemaduraannya. Keempat; karena adanya pergeseran stigma
yang lebih mementingkan faktor materi dari pada jiwa kejiwaan budaya sendiri,
mereka lebih memiliki nilai ekonomis dan tidak praktis. Kelima; rendahnya dukungan politik-birokratis terhadap bahasa itu
sendiri(Akhmad Zaini, Dalam Suluh MHSA 2011).
Banyak
hal lain sebenarnya yang berpotensi untuk kemudian bagaimana menjadikan bahasa
madura itu sebagai bahasa yang juga mempunyai nilai lebih ketika di kaitkan
dengan bahasa internasional melalui alat tekhnologi canggihnya masa kini.
Madura masa kini dan masa yang akan datang merupakan potret akan segera di
bukanya sebuah peradaban madura melalui kekayaan alam, kekayaan budaya, etnis,
bahasa dan lain sebagainya. Belum lagi akan dampak jembatan terpanjang se Asia itu atau yang sering kita sebut
SURAMADU, dimana derasnya arus lalu lintas keluar masuk madura menjadikan
madura sebagai potret bahwa madura akan segera mempunyai masa depan yang cerah
lantaran madura sendiri mempunyai banyak kebudayaan dan kabarnya akan segera di
terbitkan perda untuk pemeliharaan bahasa madura itu sendiri. Setidaknya
penulis dapat mengapresiasi akan tetbitnya undang-undang di maksud.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar