Pada suatu malam aku bertanya
tentang ruh dan riwayatmu, sementara angin bertiup mesra pada keheningan malam
, kau tak juga mengerti padahal aku adalah seorang diri yang hanya di temani
sepi dan sunyi. Lalu lalang keok
burung hantu memenuhi ruang gendang telingaku. Apalagi ayng akan terjadi pada
bulan maret ini?, menurut orang-orang yang suka meneliti akan keok burung itu
yang semalam itu adalah riwayat antara hidup dan mati, ada lagi yang suka
menyebutnya bidadari yang turun ke bumi tapi gagal menjadi matahari. Aku
menjadi bingung tujuh puluh keliling menafsir segala luka di betis kananku
lantaran kemaren; anda tak perlu tahu, cukup aku saja yang tahu dan merasakan
sakit ini.semalam-sehari aku tak jadi menafsir akan keberadaanmu yang ku
titipkan pada singgasana malam.rencananya pagi tadi tapi, gagal karena menurut
orang tua lebih baik aku ikut ke ladang memanen padi. Entah siang ini yang bisa
membuatku mampu menafsir segala yang aku fikirkan semalam-sehari. Orang-orang
tiba-tiba berlari menuju rumah tuhan, hari ini jumu`ah pada waktu dzuhur mereka
berkumpul pada sebuah tempat yang biasa kita sebut masjid. Datang pula pada jam
ini seorang jama`ah berkopiah nasional dan sajadah di pundak kanannya
menyuguhiku ceramah sosial-keagamaan, sepertinya ia hanya akan memberiku
nasehat yang datang dari para nabi tapi malah anggapan itu kandas di
tengah-tengah peradaban manusia. Padahal sebenarnya kita ingin yang tebaik
dalam meniti hidup agar juga lebih bermakna. Aku cuek saja tanpa harus menyimak
ceramah itu walau sebenarnya aku tahu bahwa ia cukup marah melihat relitas teks
dan realitas konteks kekinian manusia. Beib,
Aku Kembali Menulis Malam Ini memulai sepi dengan secangkir kopi. Walau
sebenarnya aku tidak tahu akan bangun jam berapa malam nanti tapi yang pasti
aku akan memberikan yang terbaik kepadamu hingga akhir hayat nanti, ini adalah
kesengajaanku memanjakanmu lalu aku ingin sekali menyuguhimu para nabi yang
kini tiada hari tak kunjung datang menemui para politisi, semrautnya lalu
lintas di perjalanan membuat diri ini kehilangan makna hidup dan terhipnotis
oleh suasana malam tanpa berarti, padahal banyak para juru dakwah menganjurkan
untuk tidak lagi mendekati hal-hal yang kurang begitu baik, itu semua
sebenarnya hanya untuk kesejatian, ketenteraman dan kesejahteraan kita dimasa
depan.
Kembali aku harus bertanya
tentang waktu; akan sampai jam berapa tulisan ini rampung ku selesaikan,
padahal jam sudah hampir separuh malam, aku tak juga tidur, padaha entar malam
nanti aku harus bangun sebelum waktu subuh tiba karena sejatinya aku masih
belum melaksanakan sholat isya` yang merupakan salah satu kewajibanku sebagai
umat islam, barangkali dengan ini menjadikanku lebih baik dari sebelumnya.aku
tak juga mengerti akan janjimu yang sempat ku amini sekitar tiga hari lalu,
selama ujian berlangsung kita tidak bakalan sms-an, begitu pekikmu aku
mengiyakannya walaupun sebenarnya aku ingin sekali tidak lepas dari jerit suara
merdumu.lalu kemaren malam dan malam ini pesan singkat yang kau kirim ke aku sudah
tidak menunjukkan komitmen yang sempat kita sepakati bersama.mungkin inilah
kemauanmu dalam meniti hubungan denganku.lalu sudahkah kita berfikir tentang
waktu yang lepas dari segala tangkainya, apa iya hanya iming-iming belaka untuk
memancingku pada pelabuhan waktu?.
Kaupun pura pura tidak mengerti
tentangku yang selama ini selalu menghadirkanmu dalam sujud sakalku, walaupun
angin sepertinya tidak ada. Namanya saja aku ingin selalu menjadi matahari yang
menaklukkan. Aku tetap ingin memilikimu walau tidak berbentuk apa?
Apapun yang terjadi asalkan
bersamamu akan tetap ku terima dengan lapang dada. tapi....ada syaratnya
dounk. Tiba tiba aku terlelap pada suasana bathin yang kau kirim pada paru
malam ini. mau
tahu...???.
e...............jangan gak boleh,
karena ini dokumen negara yang sangat rahasia.hihi....
alih alih aku kembali bertanya
tentang waktu dan dirimu yang saban hari hadir sebagai matahari yang
menaklukkan. Janji yang sempat ku amini beberapa waktu lalu ternyata kau
jadikan sebagai pelepah rasa ego dan kambing hitam padaku. Entahlah..... aku
juga tidak mengerti akan tafsir dirimu???
Sehingga siang ini aku harus
kembali menulis tentang rasa, tentang rindu dan tentang segala kekecewaan akan
masa lalu. Sementara hari ini aku harus ke ladang ikut memanen padi yang tumbuh
dari segumpal tanah yang kau selip pada saku baju kiriku. Apa aku harus
memilih?.
Tentu saja tidak beb, aku sudah
menekatkan komitmen untuk bersama-sama menjadikan hubungan ini sebagai awal
dari kehidupan nyata kita. Hal ini sebenarnya tidak pernah bermaksud untuk mengaga-ngada.
Dan ini murni dari hati terdalam. Beby, mengertilah sebelum aku pasrah. matahari
sudah mulai beranjak malam memenuhi panggilan tuhan aku harus segera solat. apalagi
besok kamu libur sekolah, jadi untuk mengisi waktu luang ayo kita sama-sama ngobrol
seputar apa saja yang penting kita ingat akan janji kita dahulu; akan menyatu
menjadi satu dalam diriku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar