Minggu, 29 September 2013

Aku kembali menulis di saat kunjungan itu tak ada kabar darimu. Juma`at, 21 June 2013 Sebuah catatan penting; mengenal dunia dengan pena.



Di saat orang-orang bergembira ria menikmati raung knalpot di pinggir kota, aku merenung. Meratapi semua yang berlari dan merenungi sebuah mimpi. Akankan kota ini sepi di saat pagi?. Aku kembali bertanya pada diri. Tiba-tiba desing maut datang dari arah yang tak ku kenal. Lalu aku tertegun menyaksikan lalu lalang orang-orang. Atau menikmati hari dengan senyuman walau sebenarnya lapar. Sehari ini aku tak juga menyentuh sesuap nasi untuk tubuhku yang kian hari semakin layu bak daun bayam layu oleh panas matahari. Kembali beribu pertanyaan di lubuk hati, kenapa kunjungan kali ini tak mengabariku?. Padahal aku sangat merindumu. Atau jangan-jangan sudah muak dengan semua tingkah dan lakuku yang selama ini?. Semua ini hanyaa aku sadari bahwa semuanya akan sampai pada waktunya yakni meniti hari dengan hati-hati lantaran kita adalah manusia sejati yang setia pada mimpi-mimpi.
            Sudah saatnyalah kita bersenang hati karena kita sudah merenung dengan segala macam dilema hidup yang tak mungkin kita jalani-selamanya- tanpa arti. Semoga. Amin.
            Mi, aku semakin tidak mengerti perihal tubuhku sendiri yang kini kau anggap hanya sebatas ironi. Sebatas kekhawatiran adalah masa dimana setiap yang tumbuh adalah waktu yang semakin hari semakin terlihat bahwa diriMu adalh segalanya bagiKu.
            Mi, kapan lagi kau akan mengunjungi rumah dan halaman rumahKu?.
Aku, ibu dan bapak menunggu kedatanganMu. Daun pintu rumahKu sudah terbuka lebar untukMu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar