Minggu, 29 September 2013

Sebuah Perjalanan Panjang Madura-Malang.




16 June 2013,
            Pada separuh pagi aku sesegera mungkin mengintip celah-celah dinding gubuk itu sembari tersenyum pada pagi yang menyuguhiku para nabi. Atau secepat mungkin aku segera menangis karena perjalanan ini terlalu jauh (-Bagi seorang aku-) untuk di lalui. Hanya angin dan senyapnya hari yang sampai kini tak juga terbit. Tiba-tiba badanku secara perlahan pindah dari tempat yang sedari tadi aku duduki. Senda gurau anak-anak semakin menambah kelamnya hari yang kini tak jua kunjung tersenyum.atau hanya seorang aku yang merasakannya?.
Lantas, siapa yang akan menjemputku besok?
Beribu pertanyaaan di benakKu, hingga sampai detik ini aku tak lagi bisa mengutarakannya. Seperti narasi bintang yang mengelilingi setiap yang terjadi pada masa lalu. Akupun bisu tanpa ada sepatah katapun yang aku ucap pada pagi yang ranum ini. sambil menikmati irama lagu mas shodiq aku sambil menulis tentang hari yang lepas dan akan aku jejaki pada hari ini dan esok. Menjadi diri sendiri bukanlah persoalan sepele serta tidak semudah membalikkan telapak tangan. Lalu aku pasrah saja pada apapun yang segera dan akan terjadi pada perjalanan ini nanti. Aku hanya mampu bermimpi dan berdo`a semoga aku selamat sampai tujuan. Amin….
Meniti hari semakin sunyi, hanya tatapan kosong yang membayangiku dan segera aku bertanya pada diri. Akankah selamanya seperti ini?.
Ah, tidak. Tuhan pasti mengasihiku jodoh halal yang akan ku bawa tidur dalam satu selimut. semoga harapan ini menjadi kenyataan.
Mi, akan ku tuntaskan besok saja tulisan ini. Semoga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar